Alhamdulillah Pak Aris Guru PJOK SD HAS Darul Ilmi berhasil mewakili Indonesia di ajang pertandingan lari trail bergengsi skala internasional yang dikenal dengan sebutan UTMB (ultra trail du mont blanc). Dengan bermodal keyakinan, do'a, motivasi serta latihan yang disiplin beliau akhirnya dapat berangkat ke Negeri Menara Eifel tersebut. Berikut kisah perjalannya.
Setebulan oktober dan DNF di BTS 170 akhirnya di bulan desember mendapat podium 1 Gede pangrango ultra kategori 75km saya senang sekali akhirnya mendapat point pas untuk mendaftar UTMB (ultra trail du mont blanc). Bulan januari di umumkan dari indonesia yang lolos untuk mengikuti UTMB adalah saya dan Mbak Lily dari bali, disana saya sangat senang sekali bisa mengikuti UTMB, ceritapun berlanjut bulan januari saya mengikuti Tahura trail race kategory 42km, alhamdulillah menempati posisi ke 5, di bulan maret saya mengikuti Coast to coast 50km di jogjakarta, disana saya sakit memaksakan ikut race, hasilnya tidak finish dan badan saya jadi drop. Pulang dari yogyakarta langsung istirahat total selama 1 bulan untuk memulihkan kondisi badan. Bulan mei pun datang ibu sakit di bawa kerumah sakit. Saya juga sangat berat meninggalkan ibu dirumah sakit karena latihan dan mengajar disekolah. Tanggal 7-8 mei saya mengikuti sleman ultra marathon 100 ketika ibu dirawat dirumah sakit. Di sleman ultra pun mengikuti lomba dengan seadanya hanya bisa finish 18 jam dengan kaki yang cedera. Pulang ke Bandung kondisi ibu semakin parah dirumah sakit tapi mengapa harus dipulangkan dari rumah sakit Al-ihsan Baleendah padahal ibu masih sakit parah. Akhirnya ibu di rawat dirumah, 5 hari dari pulang dirumah sakit ibu meninggal dunia, saya sangat terpukul dan latihan pun jadi hancur. Untuk mempersiapkan UTMB saya latihan kurang dari 2 bulan, latihan berat pun dimulai setelah lebaran setiap hari senin sampai jumat minimal 20k perhari dan sabtu latihan minimal 42k dan perminggu minimal 150km. Sabtu sore jam 16.00 tanggal 20 agustus berangkat dari Bandung dengan primajasa menuju jakarta. Jam 00.30 hari minggunya tgl 21 take off dengan etihad menuju geneve. Transit dulu di abu dhabi, jam 14.00 tiba di bandara Geneve. Jam 16.00 sampai di chamonix untuk istirahat karena jetlag. Di chamonix, Prancis jam 20.00 masih terang, magribnya itu jam 9, jam 10 baru mulai gelap. Harus aklimatisasi dulu atau penyesuaian lingkungan karena berbeda dengan linkungan indonesia, saya datang ke chamonix 5 hari sebelum lomba, itu dirasa kurang, ya minimal 1 minggu harus ada disana sebelum lomba. Tgl 26 saya mengambil racepack di Ensa Stadium chamonix, pada saat pengambilan racepack semua ketat di check mandatory yg harus dbawa kalo ada yg terlewat harus dibawa dulu atau beli. Tgl 28 pun datang dengan semangat dan optmis saya bisa melewati utmb dengan finish strong. Jam 18.00 mulai start dengan ribuan peserta dan penonton dan saya sangat merinding dan menangis sedikit karena terharu bisa mewakili indonesia di UTMB. Tiap check point ada cot nya yang berjumlah 14, cot pertama terlewat dengan aman tanpa cot dimulai dari Les houches, Le delevret, Saint-gervais, Les Contamines (cotnya jam 22.00 di KM 31), next check point Notre dame la gorge, la balme, col du bonhomme, refuge de la du bonhomme, les chapieux. Col de la seigne, col des pyramides calcaires, refuge elisabetta, lac combal, arete du mont-favre, col checrouit-maison vielle, Courmayeur forum sports centre (cot 13.15 di KM 79)di Courmayer saya sampai jam 12.00 masih banyak waktu untuk istirahat. Disana hal yang tak di duga muncul, setelah minum gel dan cola dan makan pasta dari water station saya langsung muntah badan langsung lemas dan gemeteran. Saya coba menenangkan pikiran dulu dan tidak panik kemudian lanjut lagi perjalanan. Ditengah perjalanan menuju refuge bertone mencoba untuk memakan power bar ternyata sudah tidak masuk, mual dan muntah kembali, saya jalan perlahan sampai sebelum check point saya termenung dulu dengan badan yang drop dan tidak fit lagi tidak ada asupan nutrisi untuk dimakan karena sudah tidak bisa masuk makanan, disana saya sangat kecewa sedih sakit hati sekali, apa daya badan sudah drop dan mungkin banyak pikiran juga akhirnya tidak bisa untuk tahun ini melanjutkan sampai finish UTMB 2016. Perjuangan yang berat sekali menurut saya untuk saat itu. Mohon maaf yang sebesar-besarnya belum bisa mengibarkan Indonesia di garis finish dan membanggakan Indonesia disaat pejuang olympiade bisa meraih emas dan mengibarkan merah putih di negara lain. Terimakasih banyak atas semua supportnya yang telah mendukung saya di UTMB ini
Indokasih yang telah mengumpulkan dana untuk akomodasi dan transportasi, kang Hendra Wijaya sebagai motivator hidup, teman-teman Bandung explorer, saudaraku Pamor Fpok Upi (Pencinta alam mahasiswa olahraga) Fpok UPI, keluarga besar SD HAS Darul Ilmi Bandung, Atlan sport atas compresionnya, volt and fast atas topinya enak dipakai, Sariater hotel and resort springwater Ciater Subang, Nomad atas jaket nya.Sampai jumpa di Mesastila Peaks Challenge 100k
Langkah keseribu tidak akan tercapai tanpa adanya langkah ke satu, kedua, ketiga dan seterusnya. Jangan takut untuk mencoba, salah satu susunan tembok keberhasilan adalah kegagalan.
Mari lari mari sehat.
#Semoga dapat menginspirasi siswa-siswinya di SD HAS Darul Ilmi
Komentar
Posting Komentar